Masturbasi / Onani sebenarnya memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan seperti membantu meningkatkan kualitas tidur, menhilangkan stres, memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan produksi endorfin.
Tetapi masturbasi juga ada efek negatifnya juga, secara moderat bisa menyebabkan jerawat, kemandulan, kebutaan, hingga gangguan mental.
Masturbasi berdampak negatif secara psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena terbentur nilai-nilai budaya, agama atau moral.
Tarik menarik antara kesenangan dan menahan diri berdampak pada harga diri, rasa percaya diri dan cinta. Perasaan bersalah dapat memicu efek psikosomatis seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit kronis.
Terlalu sering masturbasi menyebabkan ejakulasi dini. Ejakulasi berikutnya juga akan memakan waktu lama. Bagi pria yang masturbasi beberapa kali sebelum berhubungan intim, akan sulit mencapai klimaks.
Masalah lain yang timbul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan orang lain, dan lebih akrab dengan sentuhan diri. Terlalu sering melakukannya juga dapat memicu kulit lecet, pembengkakan organ intim karena tidak menggunakan pelumas.
Masturbasi kronis mempengaruhi otak dan kimia tubuh akibat kelebihan produksi hormon seks dan neurotransmiter. Meski dampaknya pada setiap orang berbeda, terlalu sering masturbasi dapat memicu gangguan kesehatan seperti kelelahan, nyeri panggul, testis sakit, atau rambut rontok.
Masturbasi berkaitan dengan berkurangnya produksi testosteron dan DHT. Berkurangnya produksi testosteron juga terkait dengan kebiasaan dan gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok dan berolahraga.
Jika gaya hidup cenderung normal, namun memiliki kebiasaan masturbasi sebaiknya kurangi aktivitas seksual itu untuk mengurangi keluhan. Jika keluhan tak kunjung reda, hubungi dokter untuk pemeriksaan medis.
Bagaimana Cara Menghentikan Kebiasaan Onani?
Kami memiliki beberapa tips efektif untuk menghentikan kebiasaan onani, seperti:
Harus memiliki tekad, kemauan, dan motivasi yang kuat dari diri sendiri.
Terapkan sistem "reward and punishment" yang tegas dan disiplin untuk diri sendiri. Misalnya: jika satu hari saya tidak beronani, maka saya akan "menghadiahi diri sendiri" dengan membeli es krim yang lezat atau berjalan-jalan ke pantai. Jika saya beronani satu kali saja, saya harus "menghukum diri sendiri" dengan membaca satu buku tentang ilmu pengetahuan.
Katakan TIDAK pada ONANI dan SEX sebelum MENIKAH!!!
Hendaknya tidak sering menyendiri, melamun, atau menonton film yang "membangkitkan gairah".
Hindarilah lingkungan pergaulan yang membawa Anda menuju "lembah maksiat" atau "dunia hitam".
Jika Anda "hobi beronani", berhati-hatilah atau waspadalah dengan kanker prostat! Sebab, hasil riset menyatakan bahwa pria berusia antara 20-30 tahun yang "gemar beronani" memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker prostat. Juga, Sebanyak 34% atau 146 dari 431 orang yang terkena kanker prostat sering melakukan onani mulai usia 20 tahun. Sekadar tambahan, kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di kelenjar prostat, disebabkan karena sel prostat bermutasi dan mulai berkembang di luar kendali.
Sibukkanlah diri Anda dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat, misalnya: berolahraga, pecinta alam, membaca buku, menulis, bernyanyi, memasak, berkebun, dsb.
Hindari bergaul dengan teman atau sahabat yang juga "hobi beronani". Sebab seseorang itu dapat dinilai; salah satunya dengan siapa (saja) ia bergaul.
Mandilah secepat mungkin. Hindari untuk berlama-lama di kamar mandi.
Hindari melihat tontonan, tayangan, gambar, video, yang "syur", "aduhai", atau porno, baik di internet, televisi, VCD, DVD, dsb. Hindari juga "bacaan dewasa", "kisah panas", atau "bumbu-bumbu seksual", kecuali Anda sudah menikah dan akan melakukan hubungan seks.
Perbanyak aktivitas fisik, terutama jika sedang stres atau diri Anda sedang dalam keadaan tertekan.
Sadarilah bahwa onani hanya akan menghabiskan energi dan waktu Anda yang sebenarnya dapat Anda gunakan untuk melakukan hal-hal lainnya yang bermanfaat.
Bagaimana Cara Menghentikan Kebiasaan Onani?
Kami memiliki beberapa tips efektif untuk menghentikan kebiasaan onani, seperti:
Harus memiliki tekad, kemauan, dan motivasi yang kuat dari diri sendiri.
Terapkan sistem "reward and punishment" yang tegas dan disiplin untuk diri sendiri. Misalnya: jika satu hari saya tidak beronani, maka saya akan "menghadiahi diri sendiri" dengan membeli es krim yang lezat atau berjalan-jalan ke pantai. Jika saya beronani satu kali saja, saya harus "menghukum diri sendiri" dengan membaca satu buku tentang ilmu pengetahuan.
Katakan TIDAK pada ONANI dan SEX sebelum MENIKAH!!!
Hendaknya tidak sering menyendiri, melamun, atau menonton film yang "membangkitkan gairah".
Hindarilah lingkungan pergaulan yang membawa Anda menuju "lembah maksiat" atau "dunia hitam".
Jika Anda "hobi beronani", berhati-hatilah atau waspadalah dengan kanker prostat! Sebab, hasil riset menyatakan bahwa pria berusia antara 20-30 tahun yang "gemar beronani" memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker prostat. Juga, Sebanyak 34% atau 146 dari 431 orang yang terkena kanker prostat sering melakukan onani mulai usia 20 tahun. Sekadar tambahan, kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di kelenjar prostat, disebabkan karena sel prostat bermutasi dan mulai berkembang di luar kendali.
Sibukkanlah diri Anda dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat, misalnya: berolahraga, pecinta alam, membaca buku, menulis, bernyanyi, memasak, berkebun, dsb.
Hindari bergaul dengan teman atau sahabat yang juga "hobi beronani". Sebab seseorang itu dapat dinilai; salah satunya dengan siapa (saja) ia bergaul.
Mandilah secepat mungkin. Hindari untuk berlama-lama di kamar mandi.
Hindari melihat tontonan, tayangan, gambar, video, yang "syur", "aduhai", atau porno, baik di internet, televisi, VCD, DVD, dsb. Hindari juga "bacaan dewasa", "kisah panas", atau "bumbu-bumbu seksual", kecuali Anda sudah menikah dan akan melakukan hubungan seks.
Perbanyak aktivitas fisik, terutama jika sedang stres atau diri Anda sedang dalam keadaan tertekan.
Sadarilah bahwa onani hanya akan menghabiskan energi dan waktu Anda yang sebenarnya dapat Anda gunakan untuk melakukan hal-hal lainnya yang bermanfaat.